Sepak Takraw adalah transformasi dari permainan yang dalam bahasa Malayu disebut Sepak Raga (raga = keranjang), disebut Takraw dalam bahasa Thai, di Filipina disebut Sipa, di Burma disebut Chinlone, di Laos disebut Kator.
Pada permainan Sepak Raga para pemain berdiri membentuk lingkaran dan menggunakan bola yang terbuat dari rotan yang dianyam bulat.
Sejarah awal menunjukkan bahwa permainan sepak takraw ini dimainkan di Kesultanan Malaka abad 15, karena disebutkan dalam teks sejarah Melayu, "Sejarah Melayu".
Sejarah Melayu menelaskan dalam rincian insiden Raja Muhammad., seorang putra Sultan Mansur Shah yang sengaja dipukul dengan rotan bola oleh Tun Besar, putra Tun Perak, dalam permainan Sepak raga. Bola membentur tutup kepala Raja Muhammad dan mengetuk turun ke tanah. Dalam kemarahan, Raja Muhammad segera menikam dan membunuh Tun Besar, dimana beberapa saudara Tun Besar yang membalas dan ingin membunuh Raja Muhammad. Namun, Tun Perak berhasil menahan mereka dari semacam pengkhianatan terhadap kerajaan dengan mengatakan bahwa ia tidak akan lagi menerima Raja Muhammad sebagai ahli waris Sultan. Sebagai akibat dari insiden ini, Sultan Mansur Syah memerintahkan putranya keluar dari Malaka dan menyuruhnya sebagai penguasa Pahang.
Di Indonesia, sepak takraw tersebar dari Malaka terdekat menyeberangi selat Riau Kepulauan dan daerah Riau sekitarnya.
Sepak takraw di Sumatera pada awal abad ke-16, di mana ia juga disebut sebagai Raga Sepak di lidah Melayu lokal, pada waktu itu beberapa wilayah Sumatera merupakan bagian dari Kesultanan Malaka. Dari sana orang-orang Melayu yang tersebar di nusantara dan memperkenalkan permainan kepada orang-orang Bugis di Sulawesi. Kemudian permainan ini dikembangkan sebagai permainan tradisional Bugis yang disebut "Raga" (pemain disebut "Pa'Raga"). Kata "Raga" asal-usulnya dari Kesultanan Malaka, dan populer di Sulawesi Selatan sejak abad ke 19. Beberapa pemain yang disebut dengan "Raga" berkumpul ke dalam suatu kelompok, bola diteruskan dari satu ke yang lain dan orang yang menendang bola tertinggi adalah pemenangnya. "Raga" juga dimainkan untuk bersenang-senang dengan menunjukkan beberapa trik, seperti menendang bola dan menaruhnya di atas kepala pemain memegang oleh tengkolok bugis (Bugis kain tutup kepala mirip dengan Melayu Tanjak).
Di Bangkok, mural di Wat Phra Kaeo yang dibangun pada 1785, menggambarkan dewa Hindu Hanuman bermain sepak takraw di ring dengan sekawanan monyet. Catatan sejarah lain menyebutkan permainan sebelumnya selama pemerintahan Raja Naresuan (1590-1605) Ayutthaya. Permainan tetap dalam bentuk lingkaran yang selama ratusan tahun, dan versi modern dari sepak takraw mulai mengambil bentuk di Thailand sekitar tahun 1740-an.
Pada tahun 1866 Asosiasi Olahraga Siam menyusun aturan pertama untuk kompetisi takraw. Empat tahun kemudian, asosiasi memperkenalkan takraw yang menggunakan net voli dan diadakan kontes publik pertama. Hanya dalam beberapa tahun, takraw diperkenalkan ke kurikulum di sekolah-sekolah Siam. Permainan ini menjadi kebiasaan masyarakat setempat dan dihargai sebagai permainan lain dari permainan bola voli gaya takraw dipentaskan untuk merayakan konstitusi pertama kerajaan pada tahun 1933, tahun setelah Thailand menghapuskan monarki absolut.
Di Filipina olahraga disebut "SIPA" dan bersama dengan seni bela diri tradisional selama tiga abad penjajahan Spanyol. Sepaktakraw adalah olahraga yang populer dimainkan oleh anak-anak di Filipina, Olahraga ini merupakan olahraga nasional mereka. Sepak takraw termasuk dalam Kurikulum SD dan SMA di Filipina.
Di Myanmar, atau Burma, itu dijuluki "Chinlone", di Laos "Kator", "cau dapat" di Vietnam dan di Indonesia "Raga" atau "sepak takraw".
Sepaktaraw Versi modern dari sepak takraw yang sangat kompetitif dan mulai mengambil bentuk di Thailand hampir 200 tahun yang lalu. Pada 1829, Siam Asosiasi Olahraga menyusun aturan pertama untuk permainan ini. Empat tahun kemudian, asosiasi memperkenalkan gaya net voli dan diadakan kontes publik pertama. Hanya dalam beberapa tahun, sepak takraw diperkenalkan ke kurikulum Pelatihan Fisik di sekolah.
Pada tahun 1940, versi baru dari permainan ini telah menyebar ke seluruh Asia Tenggara, dan aturan-aturan formal diperkenalkan. Olahraga ini menjadi resmi dikenal sebagai 'sepak takraw'.
sumber : www.catatansejarah.com
No comments:
Post a Comment